--> Menurut Harun Nasution : 1. Di awali persoalan politik. - Islam tum...
-->
1. Di awali persoalan politik.
- Islam tumbuh dan berkembang di Mekkah selama 12 Tahun.
- Hijrah ke Yasrib/Madinah 622 M/10 Tahun.
- Nabi Wafat 12 Rabiul Awal 11 H/08 Juli 632 M.
- Pemilihan Kahalifah pertama, antara Abu Bakar & Sa’ad bin Ubadah.
- Abu Bakar jadi Khalifah selama 2 tahun/3 bulan (632-634 M).
- Umar jadi khalifah 10 tahun (634-654/10 tahun).
- Utsman jadi khalifah 12 tahun.
- Ali jadi khalifah 5 tahun.
- Diadakan tahkim.
2. Dari persoalan politik merembet ke masalah theologi/agama.
- Siapa yang kafir dan bukan kafir, barang siapa yang tidak berhukum dengan Al-Qur’an maka kafir.
- Konsep kafir mengalami perubahan yang kafir bukan hanya yang tidak berpegang dengan Al-Qur’an tetapi juga pendosa besar.
Persoalan ini telah menimbulkan tiga aliran teologi dalam islam, yaitu :
1. Aliran khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa bersar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari islam, atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
2. Aliran Murji’ah, menegaskan orang yang berdosa dosa besar masih tetap mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya, hal itu terserah kepada Allah untuk mengampuni atau menghukumnya.
3. Aliran Mu’tazilah, yang tidak menerima keddua pendapat di atas. Bagi mereka, orang yang berdosa besar bukan kafir, tetapi bukan pulamukmin. Mereka menganbil posisi antar mukmin dan kafir, yang dalam bahasa arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah manzilatain (posisi di antara dua posisi)
Dalam islam, timbul pula dua aliran teologi yang terkenal dengan nama qadariyah dan jabariya. Menurut qadariyah, manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dalam perbuatannya. Adapun jabariyah, berpendapat sebaiknya hanwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya.
Aliran Mu’tazilah yang bercorak rasional mendapat tantangan keras dari golongan tradisional islam, terutama golongan hambali. Mereka yang menentang ini kemudian mengambil bentuk aliran teologi tradisional yang dipeloporinAbu Al-Hasan Al-Asy’ari (935 M). Disamping Aliran Asy’ariyah, timbul pula suatu aliran di Samarkand yang juga bermaksud menentang aliran mu’tazilah. Aliran ini didiraikan oleh Abu Mansur Muhammad Al-Maturidi. Aliran ini kemudian dikenal dengan nama teologi Al-Maturidiyah.
Aliran-aliran khawarij, murji’ah, dan mu’tajilah tidak mempunyai wujud lagi, kecuali dalam sejarah. Adapun yang masih ada sampai sekarang adalah aliran Asy’ariyah dan maturidiyah yang keduanya disebut Ahlussunnah wal-jama’ah.
COMMENTS