BAB I PENDAHULUAN Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di rancang, di...
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak).
Untuk mengetaui kapasitas, kwalitas, anak didik perlu diadakan ealuasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya.
BAB II
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau penaksiran. (John M. Echts dan Hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.
Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku manusia didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat konprenshif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-relegius, karna manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat.
Dalam sebuah buku, Evaluasi adalah suatu penilaian yang lebih menitik baratkan pada perubahan kepribadian secara luas dan terhadap sasaran umum dari program kependidikan, sedangkan pengukur (measurement) lebih menekankan pada aspek-aspek daripada kemajuan bahan pelajaranatau keterampilan (skill) khusus dan kemampuan sepesifik.
Evaluasi dapat juga diartikan pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk penetapan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan penetapan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
Ada beberapa pendapat lain definisi mengenai evaluasi:
a. Bloom
Evaluasi yaitu: pengumpulan kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kegiatannya terjadi perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
b. Stuffle Beam
Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan enyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
c. Cronbach
Didalam bukunya Designing Evalutor Of Education and Social Program, telah memberikan uraian tentang prinsip-prinsip dasar evaluasi antara lain :
1. Evaluasi program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.
2. Evaluasi seyogyanya tidak memberikan jawaban terhadap suatu pertanyaan khusus. Bukanlah tugas evalutor memberikan rekomendasi tentang kemanfaatan suatu program dan dilanjutkan atau tidak. Evalutor tidak dapat memberikan pertimbangan kepada pihak lain, seperti halnya seorang pembimbing tidak dapat memilihkan karier seorang murid. Tugas evalutor hanya memberikan alternatif.
3. Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus, sehingga didalam proses didalamnya memungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan ada suatu kesalahan-kesalahan.
Dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikan islam yang meletakkan faktor pengembangan fitrah manusia-didik, dimana nilai-nilai agama dijadikan landasan kepribadian manusia-didik yang dibentuk melalui prose situ, maka idealitas islami yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi manusia didik tidak akan dapat diketahui oleh pendidik muslim, tanpa melalui proses evaluasi.
Dengan menggunakan system evaluasi yang tepat sasaran, maka seorang guru akan dapat mengetahui dengan pasti tentang kemajuan dan kelemahan, hambatan-hambatan manusia didik dalam pelaksanaan tugasnya, yang pada gilirannya akan dijadikan bahan perbaikan program atau secara langsung dilakukan remedial teaching (perbaikan melalui kursus tambahan dan lain-lain).
Jenis-jenis Evaluasi :
1) Evaluasi Formatif, yang menetapkan tingkat penguasaan manusia didik dan menentukan bagian-bagian tugas yang belum dikuasai dengan tepat.
2) Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian secara umum tentang keseluruhan hasil dari proses belajar-mengajar yang dilakukan pada setiap akhir priode belajar mengajar yang dilakukan pada setiap akhir priode belajar-mengajar, secara terpadu.
3) Evaluasi Diagnostik ialah penilaian yang dipusatkan pada proses belajar mengajar dengan menlokalisasikan sesuatu titik keberangkatan yang cocok.
4) Evaluasi Penempatan (placement evaluation) yang menitik beratkan pada penilaian-penilaian.
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
a) Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi masyrakat.
b) Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
c) Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
d) Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
e) Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
f) Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
g) Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
h) Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
i) Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
j) Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
Sasaran-sasaran daripada evaluasi pendidikan islam secara garis besarnya meliputi empat kemampuan dasar manusia-didik yaitu:
1) Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan pribadinya dengan Tuhannya.
2) Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3) Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dan kehidupannya dengan alam sekitarnya.
4) Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakatnya serta selaku khalifah” di muka bumi (sebagai pemukiman lingkungan hidupnya).
System Evaluasi Yang Diterapkan Allah
Allah dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci Al Qur’an memberitahukan kepada kita bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia-didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik, ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia yaitu:
1) Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.
2) Untuk mengetahui sampai dimana atau sejauh mana hasil pendidikanwahyu yang telah diterapkan Rasulullah SAW terhadap umatnya.
3) Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman manusia.
System evaluasi tuhan terhadap manusia adalah :
a) System evaluasi tuhan terhadap manusia yang menghadapi berbagai masalah atau kesulitan hidup.
•
Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental beriman dan takwa kepada Allah. Jika mereka ternyata tahan terhadap uji coba (tes) Tuhan, mereka akan mendapat kegembiraan dalam berbagai bentuk, terutama kebahagiaan yang bersifat mental-rohani. Dan kegembiraan yang paling tinggi nilainya ialah mendapatkan tiket masuk Surga.
b) System evaluasi untuk mengetahui apakah bersukur ataupun kufur terhadap tuhan.
•
Artinya : Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
c) Nabi Sulaiman pernah mengevakuasi kejujuran seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang wanita cantik.
Artinya : Berkata Sulaiman: "Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu Termasuk orang-orang yang berdusta.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Secara rasional filosofis, pendidikan Islam bertugas untuk membentuk al-Insan al-Kamil atau manusia paripurna. Oleh karena itu, hendaknya di arahkan pada dua dimensi, yaitu : dimensi dialektikal horitontal, dan dimensi ketundukan vertikal.
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kader pemahaman anak didik terhadap materi terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan anak didik saja, tetapi bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidikan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Menurut Muchtar Buchari M. Eb, mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi :
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam jangka waktu tertentu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Dari pemaparan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya kata evaluasi berasal dari kata asing “evaluation” yang berarti menilai (tetapi diadakan pengukuran terlebih dahulu).
Dari pendapat-pendapat para ahli yang mendefinisikan tentang evaluasi. Pada hakekatnya dalam evaluasi pengajaran memiliki tiga unsur yaitu, kegiatan evaluasi, informasi dan data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi.
Tujuan dan fungsi evaluasi tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif akan tetapi meliputi ketiga ranah tersebut (kognitif, afektif dan psikomotorik). Yang mempunyai tiga prinsip yaitu prinsip keseimbangan, menyeluruh dan obyektif. Dalam kegiatan evaluasi tersebut sistem yang dipakai yaitu mengacu pada al-Qur’an yang penjabarannya dituangkan dalam as-Sunnah.
PENDAHULUAN
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. Dengan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak).
Untuk mengetaui kapasitas, kwalitas, anak didik perlu diadakan ealuasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya.
BAB II
EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian
Menurut bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evalution”, yang berarti penilaian atau penaksiran. (John M. Echts dan Hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.
Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku manusia didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat konprenshif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-relegius, karna manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat.
Dalam sebuah buku, Evaluasi adalah suatu penilaian yang lebih menitik baratkan pada perubahan kepribadian secara luas dan terhadap sasaran umum dari program kependidikan, sedangkan pengukur (measurement) lebih menekankan pada aspek-aspek daripada kemajuan bahan pelajaranatau keterampilan (skill) khusus dan kemampuan sepesifik.
Evaluasi dapat juga diartikan pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk penetapan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan penetapan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
Ada beberapa pendapat lain definisi mengenai evaluasi:
a. Bloom
Evaluasi yaitu: pengumpulan kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kegiatannya terjadi perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
b. Stuffle Beam
Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan enyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
c. Cronbach
Didalam bukunya Designing Evalutor Of Education and Social Program, telah memberikan uraian tentang prinsip-prinsip dasar evaluasi antara lain :
1. Evaluasi program pendidikan merupakan kegiatan yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.
2. Evaluasi seyogyanya tidak memberikan jawaban terhadap suatu pertanyaan khusus. Bukanlah tugas evalutor memberikan rekomendasi tentang kemanfaatan suatu program dan dilanjutkan atau tidak. Evalutor tidak dapat memberikan pertimbangan kepada pihak lain, seperti halnya seorang pembimbing tidak dapat memilihkan karier seorang murid. Tugas evalutor hanya memberikan alternatif.
3. Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus, sehingga didalam proses didalamnya memungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan ada suatu kesalahan-kesalahan.
Dengan memperhatikan kekhususan tugas pendidikan islam yang meletakkan faktor pengembangan fitrah manusia-didik, dimana nilai-nilai agama dijadikan landasan kepribadian manusia-didik yang dibentuk melalui prose situ, maka idealitas islami yang telah terbentuk dan menjiwai pribadi manusia didik tidak akan dapat diketahui oleh pendidik muslim, tanpa melalui proses evaluasi.
Dengan menggunakan system evaluasi yang tepat sasaran, maka seorang guru akan dapat mengetahui dengan pasti tentang kemajuan dan kelemahan, hambatan-hambatan manusia didik dalam pelaksanaan tugasnya, yang pada gilirannya akan dijadikan bahan perbaikan program atau secara langsung dilakukan remedial teaching (perbaikan melalui kursus tambahan dan lain-lain).
Jenis-jenis Evaluasi :
1) Evaluasi Formatif, yang menetapkan tingkat penguasaan manusia didik dan menentukan bagian-bagian tugas yang belum dikuasai dengan tepat.
2) Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian secara umum tentang keseluruhan hasil dari proses belajar-mengajar yang dilakukan pada setiap akhir priode belajar mengajar yang dilakukan pada setiap akhir priode belajar-mengajar, secara terpadu.
3) Evaluasi Diagnostik ialah penilaian yang dipusatkan pada proses belajar mengajar dengan menlokalisasikan sesuatu titik keberangkatan yang cocok.
4) Evaluasi Penempatan (placement evaluation) yang menitik beratkan pada penilaian-penilaian.
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
a) Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi masyrakat.
b) Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
c) Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
d) Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
e) Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
f) Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
g) Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
h) Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
i) Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
j) Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
Sasaran-sasaran daripada evaluasi pendidikan islam secara garis besarnya meliputi empat kemampuan dasar manusia-didik yaitu:
1) Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan pribadinya dengan Tuhannya.
2) Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat.
3) Sikap dan pengamalan terhadap arti hubungan dan kehidupannya dengan alam sekitarnya.
4) Sikap dan pandangannya terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakatnya serta selaku khalifah” di muka bumi (sebagai pemukiman lingkungan hidupnya).
System Evaluasi Yang Diterapkan Allah
Allah dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci Al Qur’an memberitahukan kepada kita bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia-didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik, ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Tuhan terhadap perbuatan manusia yaitu:
1) Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dialaminya.
2) Untuk mengetahui sampai dimana atau sejauh mana hasil pendidikanwahyu yang telah diterapkan Rasulullah SAW terhadap umatnya.
3) Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat-tingkat hidup keislaman manusia.
System evaluasi tuhan terhadap manusia adalah :
a) System evaluasi tuhan terhadap manusia yang menghadapi berbagai masalah atau kesulitan hidup.
•
Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Sasaran evaluasi dengan teknik testing tersebut adalah ketahanan mental beriman dan takwa kepada Allah. Jika mereka ternyata tahan terhadap uji coba (tes) Tuhan, mereka akan mendapat kegembiraan dalam berbagai bentuk, terutama kebahagiaan yang bersifat mental-rohani. Dan kegembiraan yang paling tinggi nilainya ialah mendapatkan tiket masuk Surga.
b) System evaluasi untuk mengetahui apakah bersukur ataupun kufur terhadap tuhan.
•
Artinya : Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
c) Nabi Sulaiman pernah mengevakuasi kejujuran seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya kerajaan yang diperintah oleh seorang wanita cantik.
Artinya : Berkata Sulaiman: "Akan Kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu Termasuk orang-orang yang berdusta.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Secara rasional filosofis, pendidikan Islam bertugas untuk membentuk al-Insan al-Kamil atau manusia paripurna. Oleh karena itu, hendaknya di arahkan pada dua dimensi, yaitu : dimensi dialektikal horitontal, dan dimensi ketundukan vertikal.
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kader pemahaman anak didik terhadap materi terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan anak didik saja, tetapi bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidikan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Menurut Muchtar Buchari M. Eb, mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi :
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam jangka waktu tertentu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Dari pemaparan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya kata evaluasi berasal dari kata asing “evaluation” yang berarti menilai (tetapi diadakan pengukuran terlebih dahulu).
Dari pendapat-pendapat para ahli yang mendefinisikan tentang evaluasi. Pada hakekatnya dalam evaluasi pengajaran memiliki tiga unsur yaitu, kegiatan evaluasi, informasi dan data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi.
Tujuan dan fungsi evaluasi tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif akan tetapi meliputi ketiga ranah tersebut (kognitif, afektif dan psikomotorik). Yang mempunyai tiga prinsip yaitu prinsip keseimbangan, menyeluruh dan obyektif. Dalam kegiatan evaluasi tersebut sistem yang dipakai yaitu mengacu pada al-Qur’an yang penjabarannya dituangkan dalam as-Sunnah.

COMMENTS